Disaat Kita Harus Merelakan Seseorang

Mungkin semua orang pernah mengalami yang namanya dicintai dan mencintai(pastinya),begitu juga dengan saya.Saya termasuk orang yang kurang beruntung dalam masalah percintaan tidak pernah merasakan seperti orang lain,yang saya rasakan hanya sakit dan sakit.Dan pada akhirnya harus merelakan dia pergi dengan seseorang "apa ngga sakit klo orang yang kita sayangi pergi meninggalkan kita sengaja ataupun tidak dengan di sengaja?".

Mungkin masih mending klo dia selingkuh dan pergi itu lebih saya syukuri berarti dia bukan yang baik buat saya,walaupun pada akhirnya sakit jg.Tapiiii... Yang paling sakit orang yang kita sayangi ,orang paling baik,yang paling mengerti kita,yang paling kita banggain,yang paling masuk kriteria kita,yang paling paling,paling dan paliiiiiiiing pengen kita milikin selamanya dia HARUS PERGI DAN MENINGGALKAN KITA.Itu yang paling sakit menurut saya,akan terkenang slalu pasti dihati.
Seringkali dalam hidup kita selalu siap pada hal-hal yang baik dan menyenangkan, tetapi tidak siap menghadapi kemungkinan yang terburuk. Itu yang selalu orang-orang katakan kepada saya. Bahwa semua hal patut untuk dipersiapkan, bukan hanya tentang bagaimana melakukannya, tetapi juga mempersiapkan semua konsekuensinya.
Belakangan saat saya curhat kepada Tuhan, saya (seperti biasa) menangis. Saya mengadu habis-habisan karena merasa tersakiti oleh orang yang (menurut) saya adalah orang yang saya cintai. Bagaimana dia memaksa saya untuk tidak pergi tetapi sementara itu dia juga memperjuangkan orang lain. Hell! Saya benar-benar sesak napas kalau membayangkan hidup tanpanya. Tetapi lebih sesak napas kalau harus terus hidup diduakan :)
And after all, saya malah diberi pencerahan lewat malaikat yang tak terlihat.
Benarkah itu cinta?
Benarkah dia orang yang saya cintai?
Lalu saya menyadari sesuatu yang selama ini saya elak mati-matian. Itu hanyalah rangkaian lima huruf laknat yang menjijikkan, menerkam segala ketakutan-ketakutan saya. Lima huruf itu mengungkung saya dalam pandangan sempit soal cinta. Lima huruf itu adalah NAFSU.
Saya hanya ingin dia berada di dekat saya, untuk saya. Karena apa? Karena dia baik, sabar, pengertian.
Lalu bagaimana kalau dia sedang tidak baik(selingkuh)? Sedang pemarah? Sedang tidak pengertian? Apakah saya tetap ingin? Tebakan saya, saya akan memilih mundur dengan alasan dia, ternyata, bukan orang yang saya cari.
Begitukah?
Hhhhm…
Dan saya memutuskan, untuk saat ini, I feel better to be alone. Tidak ada yang saya nafsui :P dan berusaha sekerasnya untuk menerima seseorang, entah dia atau bukan, dengan embel-embel ‘walaupun’ dan bukan ‘karena’…
So God, teach me about love... :'(

0 comments: